Rabu, 31 Oktober 2012

Pesawat Buatan Indonesia



Indonesia sejak 1940-an Indonesia telah mampu memproduksi pesawat secara mandiri. Baik komponen maupun desain dibuat di dalam negeri.
Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan menyontohkan dibuatnya Pesawat RI-X pada 1948. Pesawat tersebut dibuat dengan mesin yang sudah bermotor 350 CC mesin Harley. Sebelumnya 1946 ada pesawat layang yang bernama Zogling, desain diambil dari Jerman, namun dirakit di Indonesia.





 PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah ditunjuk oleh Airbus Military sebagai produsen tunggal pesawat C212-400 satu-satunya di dunia.
Asisten Direktur Utama Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan PTDI, Sonny Saleh Ibrahim, Kamis (9/2/2012), mengatakan saat ini seluruh fasilitas produksi untuk C212-400 telah dipindahkan dari San Pablo, Spanyol, ke PTDI di Bandung.

Inovasi sekolah menengah keatas (SMK) di Indonesia, ternyata tak sebatas pembuatan mobil. Perakitan pesawat terbang pun sudah mampu dilakukan anak-anak bangsa. Seperti yang dibuktikan siswa-siswa SMK Negeri 12 Bandung, Jawa Barat. Mereka sudah mampu merakit pesawat terbang non-komersial yang dinamai Jabiru.
Jabiru atau J-430 dibuat para pelajar SMKN 12 Bandung dengan kapasitas empat orang penumpang. Pesawat ini berfungsi untuk kegiatan pertanian, seperti penyiraman ladang, penyemprotan pupuk, dan pembasmi hama. Selain itu pula dapat digunakan untuk pertunjukkan akrobatik udara.
Meskipun pesawat Jabiru tergolong mungil, pesawat itu mampu mengangkut beban hingga 700 kilogram di ketinggian 9.000 kaki dengan daya jelajah mencapai 400 km jika tangki bensin penuh atau bisa terbang selama 4 jam tanpa henti.


Transportasi udara untuk daerah-daerah tersebut selama ini telah dilayani oleh beberapa operator penerbangan nasional. Namun pelayanan ini baru dapat menjangkau sebagian kecil saja, dikarenakan jumlah pesawat yang terbatas dan sudah banyak yang tua atau sudah melewati masa laik terbang.
Melihat kondisi yang ada dan berdasarkan survei kebutuhan pesawat untuk daerah terpencil dibutuhkan sekurangnya 97 unit pesawat, maka program rancang bangun pesawat perintis dengan kapasitas 19 penumpang (N219) merupakan program yang cukup tepat. Dan Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, sebagai pusat yang baru dapat memanfaatkan program ini sebagai sarana pengembangan kapasitas.
Dalam pelaksanaan program tersebut Lapan, BPPT, dan ITB bersama dengan PTDI mendapat bagian untuk menangani desain dan pengujian, sedangkan Kemenristek dan DEPANRI


Pesawat N-2130

N-2130 adalah tipe pesawat jet yang hendak dikembangkan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada masa jaya perusahaan tersebut di pertengahan 1990-an. Pengembangan pesawat jet komuter dengan jumlah penumpang antara 80–130 orang itu mungkin terinspirasi pesawat yang dikembangkan perusahaan pesawat terbang Brasil,Embraer. Bedanya, Embraer sekarang ini menghasilkan pesawat Embraer Regional Jet (ERJ) yang banyak digunakan perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS), terutama untuk shuttle flight pada jalur-jalur padat Boston, New York, Washington DC, dan Miami.

Pesawat CN-235
 pemimpin negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei malah menggunakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia, tipe CN 235 jenis VVIP.
Selain digunakan di dua negara itu, menurut pengamat penerbangan Dudi Sudibyo, ada sekitar 500 unit pesawat CN 235 yang kini terbang di angkasa berbagai negara di seluruh dunia. Dan hal membanggakan lagi, sekitar 60% komponen yang digunakan 500 pesawat itu merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia di Bandung.
Pemerintah terlanjur menyetujui tender pembelian untuk pesawat kepresidenan Indonesia senilai pesawat seharga 91.209.560,61 dolar AS atau setara Rp 825 miliar.


Pesawat NC 295
 Pemerintah Indonesia memesan 9 pesawat NC 295 buatan PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military. Sembilan pesawat angkut militer tersebut akan digunakan TNI untuk berbagai keperluan pertahanan keamanan.
Kontrak antara PTDI dan Kementerian Pertahanan RI ditandatangani secara bersamaan dan disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di acara Pameran Dirgantara Singapura, Rabu (15/2/2012). PTDI telah menandatangani kesepakatan dengan Airbus Military untuk memproduksi pesawat tersebut.


Pesawat ini akan dioperasikan oleh Angkatan Udara RI di wilayah kepulauan Indonesia dan berfungsi sebagai pesawat untuk misi-misi militer, logistik, kemanusiaan dan evakuasi medis.





Selasa, 30 Oktober 2012

makna


1. MAKNA DENOTATIF
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka konseptual, makna denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotasi ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya.
2. MAKNA KONOTATIF
konotatif adalah makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasrkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)”.
3. MAKNA AFEKTIF
Makna afektif (Inggris: affective meaning, Belanda: afektif betekenis). Merupakan makna yng muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Oleh karena makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.

arti dari seni musik


Seni merupakan hasil ungkapan rasa keindahan, sedih , gembira dan lainnya . Yang wujudnya dapat berupa lukisan , pahatan , grafis , tari , musik , dan lainnya .

Dari arti kata :  "seni" berasal dari kata SANI yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Sedangkan menurut kajian ilmu di eropa mengatakan ART (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
Sedangkan definisi dari Musik adalah :

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

* Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar
* Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
* Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Setelah mengerti pengertian diatas , maka berikut beberapa Definisi tentang Seni Musikantara lain :

Seni Musik adalah bagian dari aktivitas kultur dan sosial manusia , dimana seni musik untuk mengekspresikan perasaan dan idenya.

Seni Musik adalah kesenian yang berupa bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar , dan sebagai karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

Seni Musik adalah suatu wujud karya dalam bentuk nada, dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya , dan musik itu terlahir dari aliran aliran nadi yang yangdisertai dorongan sensitif karena salah satu indera nya merasakan rangsangan.

Alat-alat musik

Alat musik petik:
gitar,
 kecapi,
 sasando,
 banjo,
ukulele,
mandolin,
 harpa,
 gambus.

Alat musik gesek: biola, rebab, cello

Alat musik ketuk: organ, piano, harpsichord,

Alat musik tiup: seruling, terompet, trombon, harmonika, pianika, recorder sopran,

Alat musik pukul: tamborin, jidor, rebana, gamelan,

Alat musik moderen: gitar listrik, organ, akordeon, drum,

Aliran-aliran musik

1. Blues
2. Rock/Rock n Roll
3. Metal :
- Blues Rock
- Classic Metal
- Progresive Metal
- American Metal
- Punk
- Grunge
- Heavy Metal
- Soft Rock/Pop Rock
- Speed Metal/Power Metal/Thrash
- Muso Metal/Instrumental Metal
- Death Metal/Doom Metal/Black Metal/White Metal/Grindcore
- Rap Metal/Rap Core
- Alternative Metal
4. Jazz
5. R&B
5. Country
6. Reggae
7. Keroncong
8. Pop
9. Dangdut
10. Disco

PERKEMBANGAN MUSIK INDONESIA
Tentunya dalam mempelajari Seni Musik ini , selain mempelajari Musik Mancanegara , kita harus melestarikan Budaya Indonesia dari Seni Musik . Seperti Musik Keroncong dengan ciri khasnya . Dan tentunya musik - musik Aseli Indonesia lainnya .

Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.[1] Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

Senin, 29 Oktober 2012

Jenis-Jenis Majas


Majas perbandingan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas perbandingan
1.    Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
1.    Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
1.    Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
1.    Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
1.    Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
2.    Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
3.    Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
4.    Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
5.    Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
1.    Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
2.    Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
1.    Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.ah mencapai langit.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar tel
1.    Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
1.    Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
2.    Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
1.    Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
1.    Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
1.    Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
2.    Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
1.    Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
2.    Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
3.    Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
contoh:Kita bermain ke rumah Ina.
1.    Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
2.    Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas pengesanan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas sindiran
1.     Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
1.     Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
2.     Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
1.     Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
2.     Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
[sunting]Majas penegasan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas penegasan
1.     Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2.     Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh: Saya naik tangga ke atas.
1.     Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
2.     Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
3.     Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
4.     Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
5.     Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
6.     Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
7.     Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
8.     Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
9.     Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
10. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
11. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
12. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
13. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
14. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
15. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
16. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
17. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
18. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
19. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
20. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
21. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
22. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
23. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

 

Majas sindiran


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas sindiran
1.      Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
1.      Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
2.      Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
1.      Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
2.      Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

 

 

Majas pertentangan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas pertentangan
1.    Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2.    Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
3.    Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4.    Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
5.    Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.